Jumat, 26 Desember 2014

Tikus Tikus Kantor

Judul Artikel : Tentang Tikus Tikus
Penulis : Gio Gie

Dasar Tikus!, sudah jelas-jelas bersalah masih saja mengelak. Keluhku kesal usai membaca harian RB tadi pagi. Bagaimana aku tidak kesal menyaksikan tikus-tikus nakal itu mempermainkan negeri ini. Ingat Kus sepandai-pandainya kau menyimpan bangkai, pasti akan ketahuan juga dan sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Sekarang giliran kau terjatuh kau malah mengelak dengan berbagai macam alasanmu, di tambah lagi dengan celoteh keluargamu itu yang turut protes atas keputusan hakim negeri ini. Makanya Kus kalau kau tak mau terjatuh, melompatnya jangan neko-neko dong, melompatlah yang sewajarnya. Tidak ada manusia yang sempurna Kus, setiap perbuatan akan ada balasannya.
Jadi politikus jangan membawa sifat tikus dalam berpolitik. Politik tidak ada salahnya, poli’tikus’-lah yang salah. Politisi punya perjuangan politik yang penting dalam kelompoknya, tapi isinya tidak harus tikus semua dong. Sudah cukup korupsinya, sudah cukup keserakahannya, saatnya memikirkan kesejahteraan rakyat. Aku  pribadi mendukung politikus dan para politisi lainnya yang jauh dari sifat ‘tikus’. Tunjukkan kalau kalian para politisi itu tidak hanya berjuang untuk menjadi ‘tikus’ tapi berjuang sesuai janji-janji kalian dalam berpolitik. Biarkan saja ada kata ‘tikus’ dalam kata ‘politikus’, tapi perilaku kalian dalam berpolitik janganlah seperti tikus.
Politik sering disebut politikus. Sebenarnya tak ada hubungan sanak famili antara politikus dan tikus. Namun keduanya ada kesamaan. Politikus suka di cafe-cafe hotel berbintang, tikus juga suka di hotel berbintang, tapi got-got hotel berbintang. Dalam kompetisi meloloskan diri dari lubang, keduanya sama-sama jago. Yah, buktinya setelah lama berkiprah di dunia politik dengan poli’tikus’-nya, baru sekarang tuh terbongkar kebejatannya, sama halnya kayak tikus yang selalu pandai dalam meloloskan diri dari predator kucing itu.
Sebenarnya kami rindu akan sosok seorang pemimpin yang mau memimpin kami dengan tulus, seorang pemimpin yang jauh dari sifat poli”tikus”, yang mengerti kebutuhan kami dan yang adil terhadap kami. Tolong hapuslah air mata kami dan hargailah keringat kami yang tertumpah. Hentikanlah kebejatanmu, hentikanlah keserakahanmu, jadilah pemimpin impian kami, pemimpin yang tulus mencintai kami dan pemimpin yang sanggup mengerti kami. Seorang pemimpin yang melihat lebih banyak dari apa yang kami lihat, seorang pemimpin yang melihat lebih jauh dari apa yang dilihat oleh kami, dan melihat sebelum kami melihat terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar